TTKKBI BANTEN – Dewan Pimpinan Wilayah II (DPW II) Tjimande Tari Kolot Karuhun Banten Indonesia (TTKKBI) Serang Timur, Kabupaten Serang, menggelar acara pelantikan pengurus DPW II dan DPC wilayah Serang di Lapangan Desa Ranjeng, Kecamatan Ciruas, Sabtu (24/5/2025). Kegiatan ini bukan sekadar seremoni organisasi, tetapi juga menjadi panggung akbar pelestarian budaya dan ajakan moral kolektif untuk membendung arus degradasi nilai di tengah masyarakat.
Ribuan warga memadati lapangan desa sejak siang hari. Sekitar dua ribu peserta hadir, mulai dari tokoh masyarakat, pesilat, hingga anak-anak sekolah dasar yang turut menyambut para tamu dengan antusiasme. Suasana meriah terasa ketika acara dibuka pukul 13.00 WIB dengan alunan gembrungan dan pertunjukan pecak silat yang menggetarkan semangat kebangsaan serta kecintaan pada budaya lokal.
Acara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh penting TTKKBI, seperti Ketua Umum DPP H. Tubagus Arif Hidayat, Sekretaris Jenderal DPP H. Dodi Suryana, Ketua DPW I Provinsi Banten H. Hudi Nurhudiyat, Sekretaris DPW I Mukri Aetami, Ketua DPW I Jawa Barat Erin Rahman, Ketua DPW I Lampung Hengki Malonda, serta Ketua IPSI Banten Ajat Sudrajat. Hadir pula para pini sepuh dan tokoh kesepuhan, serta perwakilan berbagai ormas yang turut memberikan dukungan moral.
Dalam sambutannya, Ketua DPW II Serang Timur yang baru dilantik, Sapta Mulyana—yang juga menjabat sebagai Kepala Desa Ranjeng—menyampaikan pesan yang kuat tentang pentingnya peran budaya dalam menghadapi tantangan zaman.
“Kita dihadapkan pada perang global kebudayaan,” tegas Sapta dalam orasinya yang membakar semangat para hadirin.
“Kita kumpulkan para pesilat bukan untuk adu otot, tapi untuk andil dalam menjaga dan melestarikan budaya. Di sini, tidak penting siapa yang hebat, siapa yang kuat, atau siapa yang benar. Yang utama adalah menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan lewat budaya kita.”
Sapta juga menyinggung soal maraknya premanisme di tengah masyarakat dan peran budaya dalam menanggulanginya:
“Kita harus bisa menghalau masuknya ideologi premanisme. Saya yakin, dengan pendekatan budaya, mereka akan lebih beradab. Budaya adalah jalan pendidikan jiwa,” ucapnya optimis.
Sementara itu, Ketua DPW I Banten, H. Hudi Nurhudiyat, mengingatkan pentingnya menanamkan nilai-nilai luhur kepada generasi muda.
“Kita dididik oleh Talek agar tidak meminum minuman keras. Nilai itu harus kita tanamkan sejak dini. TTKKBI bukan tempat orang-orang yang sekadar berbaju budaya. Kita harus menjaga akhlak dan warisan budaya sejati,” tegasnya.
Dalam wawancara terpisah, Ketua Umum DPP TTKKBI, H. Tubagus Arif Hidayat, memberikan apresiasi tinggi terhadap Sapta Mulyana.
“Penilaian saya, Sapta Mulyana luar biasa. Ia sangat bersemangat dan menggebu-gebu dalam menjaga budaya. Sampai saya merinding mendengar pidatonya tadi,” ujar Tubagus Arif dengan nada kagum.
Sekretaris Jenderal DPP, H. Dodi Suryana, turut menyampaikan pandangannya.
“Organisasi ini berjalan secara harmonis. Dan jujur, saya cukup senang dengan pelantikan Ketua DPW II Serang Timur kali ini. Seperti kata Ketum, pidatonya benar-benar menggugah.”
Menanggapi isu premanisme yang merebak di media, Hudi Nurhudiyat menegaskan bahwa substansi budaya sejati menolak kekerasan dan penyimpangan moral.
“Justru inti budaya itu bukan ke sana arahnya. Kita tidak bicara soal kasus-kasus itu. Fokus kita adalah mengembangkan budaya yang mendidik dan menyejukkan,” jelasnya.
Rangkaian acara pelantikan ditutup dengan pertunjukan pencak silat yang diiringi musik tradisional khas, serta penampilan dari para tokoh dan pendekar yang menunjukkan kebolehannya.
Sebagai penutup malam, digelar pagelaran Tari Jaipongan dan Wayang Golek sebagai bentuk konkret pelestarian seni budaya nusantara.
Dengan pelantikan ini, DPW II Serang Timur meneguhkan tekadnya untuk menjadi garda depan dalam menjaga warisan budaya dan membangun generasi muda yang berakhlak, beridentitas, dan berbudaya tinggi. ***
